Rabu, 08 Juni 2016

Kurang dimanfaatkan Potensi Wisata di Lembah Bada.

    Sekarang sudah mulai banyak wisatawan asing yang ke bada. sepanjang tahun 2015 lebih dari 120 wisatawan asing dari manca negara. dan sampai bulan ini (Juni 2016) sudah lumayan, karena mencapai 50 wisatawan asing yang tujuan utamanya adalah untuk melihat megalit, padahal ini baru mau masuk bulan-bulan musim dingin di wilayah eropa, yang membuat mereka berwisata ke daerah-daerah tropis yang salah satunya adalah Indonesia. meski tak sebanyak tahun 90-an tapi jumlah wisatawan asing mulai meningkan tiap tahun sejak 2014. 

Moga-moga pemerintah memperhatikan dengan mengembangkan prasarana dan sarana yang membuat wisatawan nyaman berkunjung bahkan menghabiskan waktunya. karena hingga saat ini faktor utama selain dari pada faktor keamanan yang ada di Kabupaten Poso, faktor kenyamanan yakni tersedianya infrastruktur yang membantu para wisatawan asing menikmati perjalanan wisatanya. 

Faktanya sekarang para wisatawan asing hanya berkunjung namun hanya datang melihat lalu pulang. biasanya sekitar dua hari satu malam mereka menginap dengan memanfaatkan akomodasi penginapan Ningsih atau Losmen Imanuel, ada juga yang menginap di Tentena yang kurang lebih 60 km dari lokasi dan hanya pulang pergi dari Tentena ke Bada. 

 

Ini sangat disayangkan. Sebenarnya dalam melakukan giat wisata para wisatawan membutuhkan 3 hal yang paling penting sekaligus juga dapat kita manfaatkan untuk pendapatan daerah. 

  1. something to see. Ada sesuatu yang mengundang wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata. inilah yang dinamakan objek wisata atau destinasi wisata. nah, Lembah Bada Kaya dengan hal itu dengan adanya Megalit, Budaya Bada yang sangat unik, arsitektur Tradisional Tambi, alamnya yang indah dan masih banyak lagi yang dapat dimanfaatkan untuk menarik minat wisata.

  2.  something to do. Sesuatu yang dapat dilakukan oleh para wisatawan agar tidak bosan jika hanya datang melihat lalu pulang.  Perlu ada sesuatu yang dilakukan seperti atraksi wisata yang tujuannya untuk menahan para wisatawan agar senang  berada di lokasi wisata. ini lah yang belum dimanfaatkan di Lembah Bada. Turis-turis ataupun wisatawan lokal yang datang hanya datang melihat, berfoto selfi, lalu kembali. Padahal Bada memiliki banyak kekayaan yang bisa jadi kegiatan ataupun tontonan bagi para wistawan. Misalnya tari-tarian (sekarang mulai hilang- mo raigo, mo rampea, dll), upacara hadat, tahun 90-an banyak yang memanfaatkan hutan Lembah Bada -karena terhubung dengan Taman Nasional Lore Lindu- sebagai jalur treking, bisa juga permainan musik tradisional yang kita punya... dan.... masih banyak lagi.....

  3. someting to buy. Biasanya jika berkunjung ke daerah wisata, para wisatawan menginginkan sesuatu yang bisa di beli untuk dijadikan cendera mata, kenang-kenangan, bahkan untuk pamer ke teman-teman. Masyarakat Bada memiliki hubungan yang cukup erat dengan alam. Banyak kerajinan tangan yang mereka buat untuk membantu kegiatan sehari-hari yang terbuat dari bahan alam. Seperti misalnya kerajinan tangan dari rotan, bambu, kayu hitam, dan sebagainya, dan yang paling bisa dimanfaatkan adalah kerajinan kain Fuya yang terbuat dari kulit kayu. Fuya lembah Bada sudah dikenal hingga ke Belanda, Jerman, dan negara lain. Kain fuya ini sudah beberapa kali mengikuti pameran skala internasional.

     

by OQ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar